Buku Pembelajaran An-Nashr
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Alhamdulillah,...
Cara mudah memahami Al-Qur'an
Al-Qur’an telah ditetapkan sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW, maka wajib bagi umat Islam memberikan perhatian yang lebih khusus, terutama mengkaji kemu’jizatannya dari berbagai sisi serta memahami kandungan isinya
METODE MEMAHAMI AL-QUR’AN UNTUK ORANG NON-ARAB
Islam diturunkan oleh Allah SWT ke muka bumi melalui risalah Muhammad SAW dengan kelengkapan values (nilai-nilai) universal yang terangkum dalam Al-Quran al Karim.
Apresiasi Mendiknas
Alhamdulillah, apresiasi yang tinggi datang dari Mendiknas Prof. DR. HM. Nuh terhadap Metode An Nashr.
Lembaga Pesantren dan Pendidikan An-Nashr
Untuk lebih memaksimalkan anak-anak dalam mempelajari Metode An-Nashr, Alhamdulillah sekarang sudah terbentuk
Jumat, 10 Oktober 2014
Selasa, 30 September 2014
LEMBAGA PESANTREN DAN PENDIDIKAN AN-NASHR
21.48
No comments
Untuk lebih memaksimalkan anak-anak dalam mempelajari
Metode An-Nashr, Alhamdulillah sekarang sudah terbentuk Lembaga Pesantren dan
Pendidikan An-Nashr yang terdiri dari:
- Raudlatul Athfal (RA) An-Nashr.
- Madrasah Ibtidaiyah (MI) An-Nashr.
Alamat : Jl. Ahmad Yani no. 100 Patuk – Sukolilo Kec.
Wajak Kab. Malang
KEUNGGULAN :
- Dapat belajar dan mendalami Terjemah Al Qur’an secara lebih intensif dengan Metode An-Nashr.
- Dapat belajar Bidang Studi Pelajaran Umum secara efektif lewat metode pengajaran secara mandiri dan inovatif.
- Pengajaran yang berbasis pada Pengetahuan Agama dan Umum, Akhlaq, Budaya dan Lingkungan Hidup.
- Pola pengajaran dengan praktek dan aplikasi pemahaman terhadap pelajaran yang lebih banyak.
Sabtu, 27 September 2014
PANDUAN PRAKTEK
Sebelum mengajarkan metode
An Nashr, sebaiknya guru melihat langsung
cara mengajar metode an Nashr di tempat diajarkannya metode ini, atau belajar kepada orang yang pernah mengikuti pelatihan Metode An Nashr. Namun bila
memungkinkan dipersilahkan datang ke Lembaga Pendidikan dan Pesantren An Nashr agar
guru benar-benar memahami teori dan praktek metode ini.
Cara mengajar Terjemah Al Qur'an Metode An Nashr :
- Pertama, guru membacakan Al Qur’an dari ayat yang hendak dihafalkan artinya, kemudian murid disuruh menirukan.
- Hafalan arti dimulai dari surat Al Fatihah dan do’a-doa shalat, kemudian dilanjutkan dengan surat An Nass, Al Falaq Al Ikhlas sampai dengan surat An Naba’, sesuai urutan yang ada di buku panduan guru.
- Bila juz 30 telah selesai, lanjutkanlah pada juz 29, dimulai dari surat al Mulk, terussurat Al Qolam dan surat-surat berikutnya sampai surat al Mursalat.
- Pelajaran tentang nahwu, cukup dipelajari oleh guru. Dan boleh disampaikan kepada murid disela-sela pelajaran menghafal arti kepada murid yang sudah di anggap mampu.
- Hafalan sebaiknya secara kelompok, dengan satu orang pemandu. Pemandu adalah guru atau bila kurang guru, maka pemandu boleh sesama murid yang sudah diajari oleh guru.
- Pemandu harus memahami cara membaca kalimat bahasa Arab dengan putus-putus per-kata atau per-kelompok kata beserta artinya.
- Pemandu menggunakan buku panduan guru, sedangkan murid menggunakan buku panduan murid.
- Usia murid dalam dalam satu kelompok boleh tidak sama, namun hendaknya bedanya tidak terlalu jauh,yang penting kelancaran membaca Al-Qur’annya hampir sama.
- Metode ini sangat bagus bila pembelajaran dilakukan setiap hari dengan waktu belajar antara 30 sampai 60 menit setiap tatap muka.[]
SYARAT PESERTA
Sebagaimana telah
dikemukakan, bahwa kedudukan orang yang belajar Al Qur’an sangat mulia.
Mengingat Al Qur’an berisi pokok-pokok ajaran Islam. Kita tidak boleh berpuas
diri dengan hanya mampu membacanya, karena membaca tanpa memahami hanya berbuah
pahala. Sedangkan bila kita bisa membaca sekaligus memahami artinya, maka
selain berpahala, juga bisa menentramkan hati, menambah ilmu pengetahuan serta
meningkatnya keimanan dan ketaqwaan terhadap Alllah SWT.
Yang dibutuhkan bagi
peserta adalahtekun menghadiri majlis dimana metode ini diajarkan dan taat
terhadap intruksi guru. Insya Allah kemampuan membaca Al Qur’an sekaligus
memahami maknanya akan segera dirasakan.
Sebelum ikutpembelajaran
metode An Nashr, pesertaharussudah bisa membaca Al Qur’an, meskipun bacaannya
belum lancar, karena bila dia belum bisa membaca, maka akan mengalami kesulitan
dalam menghafalkan arti. []
SYARAT PENGAJAR
Dalam pandangan Islam, kedudukan pengajar dan orang yang
belajar Al Qur’an sangat mulia, hal tersebut ditegaskan Rasulullah SAW.
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ
وَعَلَّمَهُ
Artinya : Orang yang
terbaik diantara kalian adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya.
(HR. Bukhori)
Seorang tabi’in bernama Abdurrahman As Sulami karena
mendengar hadis di atas bertahan menjadi pengajar Al Qur’an selama empat puluh
tahun di masjid jami’ kufah.
Oleh karena itu, hendaknya merasa bahagia orang-orang
yang menjadipelajar maupun pengajar Al Qur’an.
Sebab Al Qur’an adalah Kalamullah, barang siapa yang membacanya,
maka seakan-akan ia sedang berdiskusi dengan Allah SWT.
Untuk menjadi pengajar metode An Nashr paling tidak sudah
memenuhi tiga syarat, yaitu :
1.
Fasih bacaan Al Qur’annya, fasih artinya memahami cara
membaca secara benar, seperti dalam hal makhorijul
huruf, mad (panjang pendek), ikhfa’, iqlab dan hukum tajwid
lainnya. Karena sebelum belajar arti, hendaknya guru membimbing muridnya membaca
Al Qur’an.
2.
Memahami cara membaca terputus-putus per-mufrodat beserta
artinya.
3.
Memahami cara mengajar dengan pola yang sesuai dengan
usia peserta didik. Caranya adalah dengan mengikuti pelatihan mengajar metode
An Nashr atau bertanya pada orang yang sudah mengikuti pelatihan.
4.
Memiliki sifat rendah hati, sehingga ketika akan menjelaskan
maksud suatu ayat yang sulit, tidak segan-segan bertanya dulu kepada para ulama
atau guru yang faham tafsir atau belajar melalui kitab-kitab tafsir Al Qur’an.
[]
APRESIASI MENDIKNAS PROF. DR. HM NUH, DEA
20.50
No comments
Setelah metode An Nashr di uji langsung oleh Prof. Dr. KH. Tolhah Hasan pada 1 Agustus 2012, pada bulan berikutnya tepatnya pada tanggal; 29 September 2012. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof. Dr. Ir. H. M Nuh DEA, berkenan untuk menguji Muhamad Rifki Husaini ( 14 th) seorang santri yang telah menyelesaikan pembelajaran terjemah Al Qur'an metode An Nashr dan mampu menerjemah Al Qur'an lengkap 30 Juz. Dengan tangkas Rifki bisa menerjemah ayat Al Qur'an yang ditunjukkan oleh beliau secara acak.
Dengan waktu belajar kurang lebih satu jam, Rifki membutuhkan waktu sekitar empat tahun untuk menyelesaikan pembelajaran terjemah Al Qur'an metode An Nashr ini. Kemampuan Muhammad Rifki dalam menerjemah meliputi terjemah perkata, terjemah per-ayat dan terjemah ayat al Qur'an yang dibacakan oleh orang lain meskipun tidak melihat tulisannya.
Menteri M. Nuh memberi apresiasi yang tinggi dengan adanya metode belajar terjemah Al Quran tersebut dan berharap metode ini terus dikembangkan sehingga dapat bermanfaat lebih luas. Dengan kemampuan menerjemah Al Qur'an diharapkan akan lahir generasi-generasi baru yang memiliki wawasan dan karakter qur'aniy. terlebih lagi metode ini dapat diajarkan semenjak usia anak-anak, sehingga sebelum mengenal yang lain-lain terlebih dahulu mereka memahami Al Qur'an.
Langganan:
Postingan (Atom)