Al-Qur’an telah ditetapkan
sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW, maka wajib bagi umat Islam memberikan
perhatian yang lebih khusus, terutama mengkaji kemu’jizatannya dari berbagai
sisi serta memahami kandungan isinya, karena di dalam Al Qur’an terdapat pokok-pokok
ajaran Islam.
Para Ulama sejak dulu hingga kini tidak jemu-jemunya
mengkaji Al-Qur’an, sehingga tidak terhitung lagi jumlah kitab-kitab yang
mereka tulis. Ketika Islam mulai disebarkan ke seluruh penjuru dunia, banyak
bangsa dengan bahasa yang berbeda-beda berbondong-bondong masuk Islam,dan tentu
saja akhirnya mereka juga belajar Al
Qur’an, karena ia merupakan kitab suci umat Islam.Sehingga bisa dikatakan
hampir semua umat Islam pernah belajar Al Qur’an,walaupun hanya sebagian.
Sejak dulu hingga sekarang, perhatian umat Islam di
Indonesia terhadap Al-Qur’an sangat besar.Dalam interaksinya dengan Al Qur’an ada
yang hanya belajar membaca saja, ada yang menghafalkan,dan sebagian yang lain mempelajari
secara sungguh-sungguh kandungan setiap ayat-ayatnya.
Semangat belajar Al-Qur’an cukup besar, di pelosok
kampung hingga kota besar, dari usia anak-anak, hingga dewasa berbondong-bondong
belajar Al Qur’an. Sehingga saat ini umat Islam Indonesia yang mampu membaca
Al-Qur’an semakin bertambah banyak. Ditambah lagiditemukannya metode-metodebaru
belajar membaca Al Qur’an yangpraktis dan sistematis, yang membuat orang
semakin mudah dan bersemangat untuk belajar Al Qur’an.
Namun karena adanya perbedaan bahasa yang digunakan orang
Indonesia dengan bahasa Al Qur’an yang diturunkan dalam bahasa Arab, sehingga kemampuan
membaca Al Qur’an tidak serta merta disertai pemahaman terhadap kandungannya,akhirnya
pesan-pesan Al Qur’an yang berisi pokok-pokok ajaran Islam tidak pernah
difahami secara langsung ketika membaca Al Qur’an, terlebih kalau hanya
mendengar dari bacaan orang lain, kecuali bagi mereka yang telah menguasai
bahasa Arab dengan baik.
Tentu keadaan ini sudah menjadi perhatian sekaligus
keprihatinan banyak pihak sejak dahulu, terutama para ulama, banyak usaha sudah
dilakukan, kajian-kajian terhadap Al Qur’an dan kaidah-kaidah bahasa Arab banyak dilakukanm terutama di pesantren-pesantren.
Penulis melihat usaha tersebut cukup berhasil, para santri pondok pesantren
banyak yang mampu membaca Al Qur’an sekaligus memahami maknanya, terutama
mereka yang fokus mendalami Al Qur’an. Meskipun kalau diperbandingkan, jumlah
mereka masih jauh lebih sedikit dibanding mereka yang tidak memahaminya.
0 komentar:
Posting Komentar