Sebagai sebuah metode terjemah Al Qur’an, metode An Nashr
sudah mulai disusun sejak pertengan tahun 1999.
Namun penerapan metode tersebut baru diujicobakan pada awal tahun 2005,
uji coba dilakukan kepada tujuh anak yang umurnya berbeda-beda, yang paling
kecil berusia lima tahun dan yang terbesar berusia enam belas tahun. Waktu belajar
antara tigapuluh sampai empatpuluh lima menit tiap pertemuan. Dalam satu hari
dilakukan dua kali yaitu pagi dan sore.
Dalam waktu lima tahun
anak-anak mampu menerjemahkan al Qur’an dengan menyebut arti perkata,
menyusun terjemah per-ayat dan mampu menerjemah dengan mendengarkan bacaan dari
kaset atau CD.
Nama An Nashr
Nama An Nashr sengaja dipilih sebagai sebutan bagi metode
terjemah Al Qur’an ini adalah karena beberapa alasan:
Pertama : Harapan agar senantiasa menadapatkan bimbingan dan
pertolongan dari Allah SWT dalam semua usaha untuk memahami kitab-Nya. Karena
mustahil kita dapat memahami Kalam-Nya tanpa ridho-Nya. Mengingat An Nashr
artinya pertolongan.
Kedua : Nama An Nashr adalah sebagai bentuk harapan akan
datangnya kejayaan dan kemenangan umat Islam. Disegala bidang kehidupan.
Karena An Nashr adalah merupakan nama bagi surat ke 110
dari Al Qur’an, yang menceritakan akan kejayaan umat Islam :
Artinya : 1.) Apabila telah datang pertolongan Allah dan
kemenangan, 2.) Dan kamu lihat manusia
masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, 3.) Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan
mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya dia adalah Maha Penerima taubat.
Nama An Nashr merupakan harapan akan datangnya
pertolongan dari Allah dan kemenangan bagi umat Islam atas para musuhnya.
Berbondong-bondongnya umat manusia untuk masuk ke dalam Islam secara kaffah,
diampuninya dosa dan kesalahan. Sebagaimana tersebut dalam surat An Nashr
tersebut di atas.
0 komentar:
Posting Komentar